Duduk di singgasana, bermahkota dusta,
Tangannya bercahaya, tapi darah menetes nyata.
Rakusan harta, membangun istana dosa,
Di atas tulang belulang rakyat yang meronta.
Hukum jadi boneka, dimainkan sesuka,
Keadilan dihancurkan oleh tangan yang serakah.
Layar kaca memuja wajah-wajah licik,
Sementara kami meratap di neraka yang kau ciptakan!
Di balik jeruji emas, mereka tertawa,
Hukuman ringan, tapi dosamu membara!
Chorus:
Penghianat bangsa! Tenggelam dalam dusta!
Tangisan rakyat tak hancurkan tamengmu!
Keadilan mati, terkubur dalam nista,
Kami bangkit membawa neraka untukmu!
Mahkota emas itu akan leleh terbakar,
Kami nyalakan amarah, memburu penguasa liar.
Keadilan palsu, retorika tanpa jiwa,
Seolah hukum hanya milik sang raja!
Jeruji bagimu bukan neraka,
Ruangan mewah, gelak tawa bersuka.
Sementara kami merintih dalam gelap,
Menghitung luka di balik tirai hitam!
Rantai kami berkarat, mereka tetap bebas,
Waktu membalas! Amarah ini membakar batas!
Chorus:
Penghianat bangsa! Tenggelam dalam dusta!
Tangisan rakyat tak hancurkan tamengmu!
Keadilan mati, terkubur dalam nista,
Kami bangkit membawa neraka untukmu!
Runtuh!
Singgasana busukmu!
Terbakar!
Harta yang kau curi!
Terjatuh!
Tahta penuh dosa!
Kau takkan lari, neraka menunggumu!
Chorus:
Penghianat bangsa! Tenggelam dalam dusta!
Tangisan rakyat tak hancurkan tamengmu!
Keadilan mati, terkubur dalam nista,
Kami bangkit membawa neraka untukmu!
Kami pembakar mahkota dosa,
Kami penghancur penjara emasmu!
Koruptor busuk, ini akhir kisahmu,
Hancur dan tenggelam dalam api neraka!