Di sana ada surga yang terbakar,

Racun mengalir dari cawan yang samar.

Kau bisikkan malam di sela nafas,

Sedu dunia terjerat dalam gelas.

Kita adalah bayangan yang saling memburu,

Dinding malam jadi saksi bisu.

Di sanubariku, ada jejak langkah samar,

Kau pergi sebelum pagi menyuarakan benar.

Tubuhmu adalah alur waktu yang karam,

Di antara gelombang yang mencumbu kerasnya karang.

Rasa ini bukan cinta, hanya euforia,

Laksana langit menangis di atas samudra.

Kita adalah bayangan yang saling memburu,

Dinding malam jadi saksi bisu.

Di sanubariku, ada jejak langkah samar,

Kau pergi sebelum pagi menyuarakan benar.

Tubuhmu adalah alur waktu yang karam,

Di antara gelombang yang mencumbu kerasnya karang.

Rasa ini bukan cinta, hanya euforia,

Laksana langit menangis di atas samudra.

Kita adalah bayangan yang saling memburu,

Dinding malam jadi saksi bisu.

Di sanubariku, ada jejak langkah samar,

Kau pergi sebelum pagi menyuarakan benar.

Khayalan ini adalah rumah yang runtuh,

Namun aku terus berdansa di reruntuhannya.

Kau, dewi pasir, melukis mimpi yang fana,

Namun aku pecinta, tetap tenggelam di dalamnya.