Duri menancap di jiwa yang dalam
Luka menganga, tak kenal malam
Kabut menyelimuti nalar yang sesak
Mengira canda, tapi nyata yang memarak
Langkah terakhir di jalan sepi
Menahan tangis dalam senyuman basi
Meski senyum itu adalah luka
Aku bertahan, berpura-pura bahagia
Hamparan teh jadi saksi sunyi
Air danau menulis kisah tanpa tepi
Jembatan menyimpan mawar berduri
Menyerah pada nasib, tawa pun nyeri
Langkah terakhir di jalan sepi
Menahan tangis dalam senyuman basi
Meski senyum itu adalah luka
Aku bertahan, berpura-pura bahagia
Hujan turun, seakan tahu rasa
Bahwa senyum ini cuma sandiwara
Aku genggam tanganmu, walau melemah
Sementara kita sudah tak lagi sama arah
Terlalu dalam untuk bisa pergi
Menyimpan tawa dalam luka yang ngeri
Langkah terakhir, lalu kita kelar
Tak ada lagi yang bisa dipertahankan di sini
Kita pulang ke arah masing-masing
Mawar berduri, kenangan pun buyar
Ini akhir yang kita jalani pahit
Selamat tinggal untuk semua yang tersirat