Aku duduk di puing janji,
nama kita hilang jadi abu.
Sakit ini tak berdarah,
tapi menghujam di hati yang bisu.
Patah bukan sekadar hancur,
tapi hilang bentuk untuk diperbaiki.
Kau pergi bawa musim,
sisakan hujan tanpa reda.
Aku terbuat dari kenangan terbakar,
hanya puing-puing yang menyala.
Langit malam mengulang bisikmu,
tapi amarahku terlalu lelah bernyanyi.
Kita kisah yang salah hitung,
runtuh sebelum jadi rumah.
Patah bukan sekadar hancur,
tapi hilang bentuk untuk diperbaiki.
Kau pergi bawa musim,
sisakan hujan tanpa reda.
Aku terbuat dari kenangan terbakar,
hanya puing-puing yang menyala.
Jika ini akhir cerita,
biar jadi puisi terakhir.
Tentang cinta yang dulu rumah,
sebelum jadi puing yang menyala.