(Verse 1) Ada dinding yang pernah hangat, Kini dingin tanpa suara. Tawa berubah jadi bisikan, Hati kecil ini terus bertanya. (Pre-Chorus) Mengapa cinta mereka pudar? Mengapa aku harus sadar? Bahwa rumah bukan lagi tempat, Untuk pulang tanpa luka di hati. (Chorus) Ruang yang retak, penuh air mata, Mimpi yang pecah, tertinggal cerita. Aku hanya ingin rumah yang utuh, Di mana cinta tak pernah rapuh. (Verse 2) Dua jalan yang mereka pilih, Aku berdiri di antara sunyi. Semua janji yang pernah ada, Tertinggal di balik pintu yang terkunci. (Pre-Chorus) Bagaimana aku harus percaya? Bahwa cinta takkan hilang begitu saja. Meski hancur semua di depan mata, Aku ingin percaya ada cahaya. (Chorus) Ruang yang retak, penuh air mata, Mimpi yang pecah, tertinggal cerita. Aku hanya ingin rumah yang utuh, Di mana cinta tak pernah rapuh. (Bridge) Namun aku belajar berdiri, Meski tak ada yang memelukku kini. Dari luka ini, aku kan bangkit, Menemukan cinta sejati yang lebih murni. (Chorus) Ruang yang retak, penuh air mata, Mimpi yang pecah, tertinggal cerita. Tapi aku yakin ada hari baru, Di mana rumahku akan penuh cinta. (Outro) Ruang yang retak akan sembuh perlahan, Mimpi yang hilang kan kutemukan. Di balik luka, ada harapan, Untuk rumah yang penuh kehangatan.