Pesta megah di balik tirai emas,
Tawa mereka tenggelamkan suara lemas.
Gelas anggur diangkat, merayakan dusta,
Sementara perut rakyat menangis tanpa suara.
Luka di jalanan, tangis di sudut gang,
Anak-anak lapar tidur tanpa tenang.
Gedung tinggi menatap sombong dari atas,
Keadilan palsu terkubur dalam batas!
Tahta berkilau, hati membusuk,
Kami bara api yang siap meruntuh!
Chorus:
Bakar mahkota tirani yang angkuh!
Singgasana neraka tempatmu berteduh!
Suara rakyat meledak bagai badai,
Kami datang merobohkan semua rantai!
Meja panjang dihiasi emas dan perak,
Rakyat melarat, dihantui lapar dan sesak.
Lagu dansa berdenting di ruangan mewah,
Tapi ratapan rakyat tenggelam dalam resah.
Mereka bersulang di atas tumpukan nyawa,
Sementara kami mati perlahan tanpa suara.
Roti dan anggur tak sampai ke meja kami,
Hanya debu dan tangis yang mengisi mimpi!
Kami bukan bayangan yang kau injak,
Kami badai yang siap merobek langkah!
Chorus:
Bakar mahkota tirani yang angkuh!
Singgasana neraka tempatmu berteduh!
Suara rakyat meledak bagai badai,
Kami datang merobohkan semua rantai!
Habisi!
Runtuhkan istana durjana!
Bakar!
Hancurkan meja pesta mereka!
Bangkit!
Kami bukan budakmu lagi!
Teriakan ini gemuruh tak terkendali!
Chorus:
Bakar mahkota tirani yang angkuh!
Singgasana neraka tempatmu berteduh!
Suara rakyat meledak bagai badai,
Kami datang merobohkan semua rantai!
Raja palsu, waktumu sudah habis!
Tahta ini akan tenggelam dalam tangis!
Kami bangsa yang bangkit dari luka,
Pesta usai, sekarang waktumu binasa!